Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (foto: Instagram/@retno_marsudi).

TANI.TV – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan terkait dengan persiapan menjelang penyelenggaraan ASEAN Leader’s Meeting pada hari Sabtu (24/4).

“Selain hasil pertemuan bilateral antara Presiden RI dan PM Vietnam, saya ingin menyampaikan beberapa informasi terkait dengan pelaksanaan ASEAN Leader’s Meeting besok,” kata Menlu saat memberikan keterangan pers virtual seusai mendampingi Presiden menerima kedatangan PM Vietnam di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/4)21).

Menlu mengatakan bahwa para pemimpin ASEAN, termasuk Presiden RI, telah menerima undangan dari Sultan Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN untuk menghadiri ASEAN Leader’s Meeting besok di Sekretariat ASEAN.

“Pertemuan akan direncanakan mulai berlangsung pada siang hari. Kalau tengok ke belakang, ASEAN Leader’s Meeting ini merupakan insiatif Indonesia dan merupakan tindak lanjut antara pembicaraan Presiden RI dan Sultan Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN,” kata Menlu Retno.

Ia menyampaikan per saat ini, tiga pemimpin menyatakan tidak dapat hadir, yaitu Thailand, Laos, dan Filipina. Presiden RI telah berbicara dengan PM Thailand dan membahas persiapan ASEAN Leader’s Meeting ini.

“PM Thailand menyampaikan permintaan maaf tidak dapat hadir karena situasi COVID-19 di dalam negeri Thailand. Proses persiapan terus dilakukan pada tingkat SOM (senior officials meeting) dan Menlu ASEAN,” kata Menlu Retno.

Menlu Retno menyampaikan sejauh ini telah melakukan pertemuan dengan Menlu Brunei Darussalam dan juga menteri Malaysia kemarin.

“Dalam dinner tentunya akan membahas kembali persiapan terakhir ASEAN Leader’s Meeting besok. Kita tentunya berharap ASEAN Leader’s Meeting besok akan mencapai kesepakatan mengenai langkah-langkah yang baik bagi rakyat Myanmar dan membantu Myanmar keluar dari situasi yang delegate ini,” jelas Menlu Retno.

Menlu menjelaskan bahwa ASEAN Leader’s Meeting merupakan pertemuan pertama para pemimpin ASEAN selama pandemi.

Komitmen para pemimpin untuk bertemu secara fisik merupakan refleksi kekhawatiran yang dalam dari ASEAN terhadap situasi yang terjadi di Myanmar dan tekad ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis. (ud/ed).

LEAVE A REPLY