Udang vaname merupakan komoditas ekspor unggulan sektor perikanan. Salah satu pasar terbesarnya adalah Jepang, Eropa dan beberapa negara lain. Namun budidaya udanga vaname padat modal. Biaya investasi dan modal kerja per hektar sekitar Rp. 1,5 miliar. Nilai yang fantastis. Masyarakat petani tambak tak mampu menanamkan modalnya.

Arus Baru Indonesia (ARBI) menginisiasi kolaborasi untuk program piloting tambak rakyat udang vaname di Desa Babakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. ARBI yang diketuai Dr. Lukmanul Hakim menggandeng CSR Pertamina, Koperasi masyarakat setempat, membina petani milenial untuk mengelola tambak rakyat tersebut, dipimpin pemuda milenial Gilang Sakti, dan dikawal manajemen bisnisnya oleh Guntur Subagja Mahardika dan Dhika Yudistira, pengurus ARBI.

Guntur Subagja Mahardika yang juga Ketua Umum INTANI berkolaborasi dengan Koperasi Produsen Agro Maritim Nusantara dan Mitra Mikro Social Investment mengembangkan model bisnis tambak rakyat di sejumlah wilayah lainnya. Tujuannya, untuk meningkatkan pendapatan petani pesisir dan berkontribusi meningkatkan ekspor udang nasional.

“Sektor pertanian, peternakan dan perikanan dapat menjadi lokomotif ekonomi nasional yang berdampak luas pada kesejahteraan masyarakyat.” kata Ketua Umum INTANI, Guntur Subagja Mahardika

 

LEAVE A REPLY