Jakarta, 27 Agustus 2025 – Webinar INTANI Talk edisi ke-173 menghadirkan diskusi inspiratif bertema “Mencangkul Sawah Panen Emas: Membangun Kesadaran Menabung Emas”. Kegiatan yang digelar Rabu (27/8) ini merupakan kolaborasi antara Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) dengan Divisi Environmental Social and Governance (ESG) PT Pegadaian.

Moderator Aris membuka acara dengan menegaskan bahwa INTANI Talk menjadi ruang literasi, edukasi, dan inspirasi bagi keluarga petani dan nelayan dari Sabang sampai Merauke. Webinar kali ini menghadirkan Ela N. Sopandy, Relationship Manager – Divisi Bisnis Bulion PT Pegadaian, sebagai narasumber utama.

Ela menjelaskan, tabungan emas menjadi solusi investasi yang mudah dijangkau, bahkan dengan setoran awal hanya Rp 10.000. “Tabungan emas bisa ditukar, dijual, digadai, atau digunakan sebagai jaminan modal kerja. Kami ingin hadir sebagai The Leader of Gold Ecosystem di Indonesia,” ujarnya. Layanan tersebut tersedia di lebih dari 4.000 outlet Pegadaian, 10 ribu agen desa, serta aplikasi Pegadaian Digital Service (PDS) yang memudahkan akses secara daring.

Menurut Ela, emas memiliki banyak keunggulan: stabil, tahan inflasi, mudah dicairkan, dan nilainya cenderung naik 8–13 persen per tahun. Budaya emas juga sudah melekat di masyarakat Nusantara, mulai dari mahar pernikahan hingga simpanan rumah tangga. “Harapannya, petani dan nelayan bisa menyisihkan minimal 10% hasil panennya untuk ditabung dalam bentuk emas, sehingga keuangan lebih stabil,” tambahnya.

Ketua Umum INTANI, Guntur Subagja Mahardika, menekankan pentingnya literasi keuangan bagi petani. “Banyak petani yang masih miskin karena harga hasil panen tidak bisa mereka tentukan sendiri. Dengan menabung emas, mereka bisa menyisihkan hasil panen sedikit demi sedikit untuk investasi masa depan,” ujarnya. Guntur juga menyoroti keberhasilan program The Gade Integrated Farming (TGIF) yang telah membantu ribuan petani menurunkan biaya produksi, meningkatkan pendapatan, sekaligus mendorong kebiasaan menabung emas.

Diskusi turut mengangkat berbagai layanan Pegadaian, mulai dari cicilan emas, deposito emas, hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disesuaikan dengan pola pendapatan musiman petani dan nelayan. Selain itu, Pegadaian juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap investasi ilegal yang merugikan hingga ratusan triliun rupiah.

Melalui webinar ini ditegaskan bahwa emas bukan hanya simpanan, melainkan instrumen penting untuk menjaga daya beli, permodalan usaha, hingga perencanaan masa depan keluarga petani dan nelayan.

LEAVE A REPLY