Webinar kali ini menghadirkan narasumber inspiratif, Maya Mias Juswiardani, seorang peternak ayam petelur dari Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Mias membagikan pengalaman perjalanan panjangnya dalam dunia peternakan, mulai dari jatuh bangun hingga keberhasilan yang diraih hingga saat ini.

Awal Mula Usaha dan Tantangan yang Dihadapi

Bermula dari keinginan untuk memiliki usaha sampingan, Mias memulai peternakan ayam petelur pada akhir tahun 2023. Setelah membangun kandang, ayam-ayam mulai masuk pada Januari 2024. Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Di awal usaha, ayam-ayamnya sempat terserang penyakit akibat perubahan cuaca ekstrem, sehingga produksi telur turun drastis dari 90% menjadi hanya 65–70%. Beruntung, Dinas Peternakan setempat memberikan bantuan layanan dokter hewan gratis, sehingga ayam bisa pulih dalam waktu sekitar satu bulan.

Mias mengakui, di awal usaha ia belum memahami sepenuhnya manajemen peternakan karena usaha ini awalnya dijalankan sambil tetap bekerja di tempat lain. Tantangan lain yang dihadapi adalah ketergantungan pada pakan pabrikan yang harganya terus naik. Hal ini mendorong Mias untuk mandiri dalam hal pakan, meskipun pada praktiknya tidak mudah.

Semangat dan Dukungan Keluarga

Meski sempat hampir kehilangan semangat karena penghasilan hanya cukup untuk menutup biaya operasional, dukungan dari orang tua—yang juga berpengalaman di bidang peternakan—membuat Mias tetap optimis. Ia menyadari bahwa usaha peternakan tidak bisa sepenuhnya diserahkan ke orang lain, apalagi di masa awal. Selain itu, Mias sempat kesulitan mencari mentor dan referensi langsung karena tidak semua peternak terbuka untuk berbagi pengalaman.

Pengembangan Usaha dan Pasar Potensial

Saat ini, populasi ayam di peternakannya telah mencapai 1.000 ekor dan sedang direncanakan pengembangan lebih lanjut. Salah satu peluang pasar yang dinilai sangat potensial adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah, di mana para peternak bisa menjadi vendor penyedia telur dan daging ayam secara rutin. Pasar telur relatif stabil, sehingga memberikan peluang yang menjanjikan.

Mias juga mulai melakukan pemasaran secara langsung ke warung-warung sekitar (sistem kanvas) untuk memperkenalkan usahanya. Kini, konsumen mulai datang langsung ke rumahnya. Penjualan telur cukup lancar, dengan stok maksimal hanya bertahan 4 hari sebelum habis.

Perbandingan dengan Gaji Karyawan dan Rencana Pengembangan

Keuntungan dari beternak ayam petelur dirasa lebih baik dibanding saat menjadi karyawan kantoran. Mias pun merencanakan penambahan populasi ayam dan pembangunan kandang baru dalam waktu dekat. Ia juga ingin membuka toko sendiri untuk menjual telur secara langsung, sebagai upaya hilirisasi guna mengatasi fluktuasi harga pasar.

Strategi Pakan dan Penanganan Kandang

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha peternakan ayam petelur. Untuk menekan biaya, Mias mencampur sendiri pakan dari konsentrat, jagung, dan dedak, sebagai alternatif dari pakan pabrikan yang mahal. Selain itu, manajemen kandang juga menjadi perhatian utama. Kotoran dibersihkan setiap bulan, disemprot dengan larutan kohe, dan bagian atas kandang dibersihkan setiap hari agar bau tidak mengganggu produktivitas ayam.

 

LEAVE A REPLY